Bagaimana Augmented Reality dan Virtual Reality membantu transformasi  industri pariwisata? – Lintasarta Blog | IT Professionals Content

Augmented Reality (AR) adalah penggabungan antara objek virtual dengan lingkungan nyata. AR menurut Paul Milgram merupakan penggabungan dunia nyata dan virtual, bersifat interaktif secara real time dan berbentuk 3D. Augmented Reality (AR) didominasi dengan penambahan objek virtual di dunia nyata dengan informasi yang dihasilkan oleh komputer. AR dapat memberikan informasi tambahan berupa visual tambahan yang ditambahkan di dunia nyata dengan 6 derajat kebebasan (6 Degree Of Freedom (6DOF)). Saat ini AR dapat dimanfaatkan untuk pelatihan, pendidikan dan hiburan. Dalam militer AR dapat digunakan sebagai alat untuk latihan berperang atau mekanik pesawat terbang. Di dunia kesehatan dan pendidikan AR dapat digunakan sebagai alat bantu dalam proses pembelajaran virtual. Hasil review dari beberapa riset terkait AR dalam dunia pendidikan menyimpulkan bahwa dengan perantara Augmented Reality mampu memberikan manfaat dan pengalaman belajar yang efektif dan dampak yang positif bagi siswa. Hasilnya telah ditunjukkan dalam bentuk motivasi, kinerja pembelajaran, dan peluang baru untuk menciptakan pengalaman belajar yang interaktif.

Gambar tersebut merupakan alur proses pada AR. Proses dimulai dari pengambilan gambar marker dengan kamera. Kemudian masuk ke dalam proses pencarian dan orientasi marker, indentifikasi marker, perhitungan posisi dan orientasi marker terhadap objek dan render objek. Proses render menggabungkan gambar asli dan komponen virtual menggunakan perhitungan pose dan orientasi marker. Hasil keluaran pelacakan marker ditampilkan pada layar komputer atau smartphone.

FAST (Features from Accelerated Segment Test) Corner Detection (FCD)

Algoritma FAST (Features from Accelerated Segment Test) Corner Detection (FCD) merupakan penentuan corner point atau deteksi sudut untuk mendeteksi sudut-sudut dari suatu objek yang dikembangkan oleh Edward Rosten, Reid Porter, dan Tom Drummond. Algoritma FCD ini dibuat dengan tujuan mempercepat waktu komputasi secara realtime dengan konsekuensi menurunkan tingkat akurasi pendeteksian sudut Pada algoritma FCD proses penentuan corner point adalah dengan cara merubah gambar menjadi warna hitam dan putih. Algoritma ini menentukan corner point dengan sebuah titik yakni p dari input gambar yang memeriksa keliling 16 pixel dari titik p. Metode FAST Corner Detection ini menggunakan jenis high-speed test FAST Corner Detection yang digunakan untuk mengecualikan jumlah besar dari non-corners (bukan sudut), dimana penerapan algoritma dengan mengambil 4 titik dari 16 pixel kemudian membandingkan intensitas keempat pixel dengan pixel titik p (titik pusat). Jika nilai intensitas di titik p bernilai lebih besar atau lebih kecil daripada intensitas sedikitnya tiga titik disekitarnya ditambah dengan intensitas batas ambang (threshold), maka didapatkan titik p merupakan titik sudut (corner). Setelah itu titik p akan digeser ke posisi 𝑥𝑝+1 , 𝑦𝑝 dan melakukan perbandingan intensitas sampai semua titik pada citra. Penerapan algoritma FCD dapat digambarkan pada diagram alir sebagai berikut

 

 

DAFTAR PUSTAKA

JOURNAL OF INTELLIGENT SYSTEMS AND COMPUTATION :  Augmented Reality Marker Based Tracking Visualisasi Drawing 2D ke dalam Bentuk 3D dengan Metode FAST Corner Detection 

No comments:

Post a Comment