MAKALAH MANUSIA DAN PENDERITAAN
Catur Sugiharto - 11119430
JURUSAN SISTEM INFORMASI
FAKULTAS ILMU KOMPUTER DAN TEKNOLOGI INFORMASI
UNIVERSITAS GUNADARMA
2019
KATA PENGANTAR
Penulis mengucapkan puji dan syukur
kehadirat Allah SWT, karena atas rahmat, dan karunia-Nya sehingga dapat
menyelesaikan makalah ini. Makalah ini
disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Ilmu Budaya Dasar Universitas
Gunadarma. Adapun tujuan dari penyusunan makalah yang berjudul manusia dan
penderitaan ini adalah sebagai pemenuhan tugas yang diberikan demi tercapainya
tujuan pembelajaran yang telah direncanakan. Tidak lupa ucapan terimakasih kami
tujukan kepada pihak-pihak yang turut mendukung terselesaikannya makalah ini, Kami
menyadari dalam penyusunan makalah ini masih banyak kekurangan dan jauh dari
kesempurnaan. Maka dari itu, kritik dan saran yang membangun sangat kami
harapkan demi terciptanya makalah yang lebih baik selanjutnya. Dan semoga
dengan hadirnya makalah ini dapat memberi manfaat bagi pembaca sekalian.
Penyusun
DAFTAR ISI
1.1
Latar Belakang……………………………………………………………………………………………………………………… 1
1.2
Rumusan Masalah……………………………………………………………………………………………………………….. 1
1.3
Tujuan…………………………………………………………………………………………………………………………………. 1
2.1
Pengertian Penderitaan………………………………………………………………………………………………………. 2
2.2
Pengertian Siksaan……………………………………………………………………………………………………………… 2
2.3
Pengertian Siksaan Mental…………………………………………………………………………………………………. 5
2.4 Contoh-contoh
penderitaan dan penyebabnya
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan………………………………………………………………………………………………………………………..
8
3.2 Saran -
Saran…………………………………………………………………………………………………………………….. 8
1.1 Latar Belakang
Setiap manusia yang hidup di dunia pasti pernah merasakan penderitaan. Baik itu ringan atau berat. Hidup tidaklah selalu bahagia tuhan memiliki caranya sendiri untuk mengukursebarapa kuat iman kepadanya. Hidup di duniapun tidak selalu menderita, sedih, ataupun susah. Terkadang saat manusia terlalu terbuai dengan kesenangan duniawi manusia akan melupakan batasan-batasan yang ada sehingga tuhan akan memberikan cobaan untuknya yang membuatnya menderita. Penderitaan selalu datang tak terduga, manusia takkan pernah tau kapan , jam berapa, menit keberapa, dan detik keberapa penderitaan akan datang menghampiri hidupnya. Manusia hanya perlu menjalani hidupnya dengan sebaik baiknya dengan aturan yang berlaku dan sesuai kepercayaan yang ia anut.
Setiap manusia yang hidup di dunia pasti pernah merasakan penderitaan. Baik itu ringan atau berat. Hidup tidaklah selalu bahagia tuhan memiliki caranya sendiri untuk mengukursebarapa kuat iman kepadanya. Hidup di duniapun tidak selalu menderita, sedih, ataupun susah. Terkadang saat manusia terlalu terbuai dengan kesenangan duniawi manusia akan melupakan batasan-batasan yang ada sehingga tuhan akan memberikan cobaan untuknya yang membuatnya menderita. Penderitaan selalu datang tak terduga, manusia takkan pernah tau kapan , jam berapa, menit keberapa, dan detik keberapa penderitaan akan datang menghampiri hidupnya. Manusia hanya perlu menjalani hidupnya dengan sebaik baiknya dengan aturan yang berlaku dan sesuai kepercayaan yang ia anut.
1.2 Rumusan Masalah
Adapun masalah-masalah yang akan dibahas :
1. Pengertian penderitaan dan sebab nya .
2. Pengertian siksaan .
Adapun masalah-masalah yang akan dibahas :
1. Pengertian penderitaan dan sebab nya .
2. Pengertian siksaan .
3. Pengertian Kekalutan Mental
1.3 Tujuan
1. Untuk memahami pengertian dari penderitaan .
2. Untuk mengetahui penyebab penderitaan
3. Untuk memahami pengertian dari siksaan .
4. Untuk menegetahui pengertian Kekalutan Mental
1. Untuk memahami pengertian dari penderitaan .
2. Untuk mengetahui penyebab penderitaan
3. Untuk memahami pengertian dari siksaan .
4. Untuk menegetahui pengertian Kekalutan Mental
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Penderitaan
Penderitaan berasal dari kata
derita, derita berasal dari bahasa sansekerta, dhra yang berarti menahan atau
menanggung. Sedangkan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia derita artinya menanggung (merasakan)
sesuatu yang tidak menyenangkan. Dengan demikian merupakan lawan kata dari
kesenangan ataupun kegembiraan. Banyaknya macam kasus penderitaan sesuai dengan liku-liku kehidupan
manusia. Bagaimana manusia menghadapi penderitaan dalam hidupnya ? penderitaan
fisik yagn dialami manusia tentulah diatasi dengan cara medis untuk mengurangi
atau menyembuhkannya, sedangkan penderitan psikis,penyembuhannya terletak pada
kemampuan si penderita dalam menyelesaikan soal-soal psikik yang dihadapinya.
Penderitaan & sebab-sebabnya
Apabila
dikelompokkan secara sederhana berdasarkan sebab-sebab timbulnya penderitaan,
maka penderitaan manusia dapat dibagi sebagai berikut :
1. Penderitaan yang timbul karena perbuatan buruk manusia
Penderitaan yang menimpa manusia karena perbuatan buruk manusia dapat terjadi dalam hubungan manusia dengan alam sekitarnya. Karena perbuatan buruk antara sesama manusia maka manusia lain menjadiderita. Perbuatan buruk manusia terhadap lingkungannya juga menyebabkan penderitaan manusia. Kesadaran itu baru timbul setelah musibah yang membuat manusia menderita.
2. Penderitaan yang timbul akibat penyakit,siksaan/azab Tuhan
1. Penderitaan yang timbul karena perbuatan buruk manusia
Penderitaan yang menimpa manusia karena perbuatan buruk manusia dapat terjadi dalam hubungan manusia dengan alam sekitarnya. Karena perbuatan buruk antara sesama manusia maka manusia lain menjadiderita. Perbuatan buruk manusia terhadap lingkungannya juga menyebabkan penderitaan manusia. Kesadaran itu baru timbul setelah musibah yang membuat manusia menderita.
2. Penderitaan yang timbul akibat penyakit,siksaan/azab Tuhan
Penderitaan manusia dapat
juga terjadi akibat penyakit/siksaaan/azab Tuhan. Namun kesabaran, tawakal,
& optimisme dapat merupakan usaha manusia untuk mengatasi penderitaan itu.
2.2 Pengertian Siksaan
Siksaan bersal dari kata
dasar siksa. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia siksa berarti penderitaan
(kesengsaraan dan sebagainya); hukuman dengan cara di sengsarakan(disakiti).
Sedangkan siksaan berarti hasil menyiksa atau perlakuaan yang
sewenang-wenang(seperti menyakiti, menganiaya, dan sebagainya. Siksaan dapat
digunakan sebagai suatu cara introgasi unutk mendapatkan pengakuan. Siksaan
juga dapat digunakan sebagi metode pemaksaan atau sebagai alat untuk
mengendalikan kelompok yang di anggap sebagai ancaman bagi suatu pemerintah.
Sepanjang sejarah, siksaan telah juga digunakan sebagai cara untuk memaksakan
pindah agama atau cuci otak politik. Penderitaan biasanya di sebabkan oleh
siksaan. Baik fisik ataupun jiwanya.Siksaan atau penyiksaan (Bahasa Inggris:
torture) digunakan untuk merujuk pada penciptaan rasa sakit untuk menghancurkan
kekerasan hati korban. Segala tindakan yang menyebabkan penderitaan, baik
secara fisik maupun psikologis, yang dengan sengaja dilakukkan terhadap
seseorang dengan tujuan intimidasi, balas dendam, hukuman, pemaksaan informasi,
atau mendapatkan pengakuan palsu untuk propaganda atau tujuan politik dapat
disebut sebagai penyiksaan. Siksaan dapat digunakan sebagai suatu cara
interogasi untuk mendapatkan pengakuan. Siksaan juga dapat digunakan sebagai
metode pemaksaan atau sebagai alat untuk mengendalikan kelompok yang dianggap
sebagai ancaman bagi suatupemerintah. Masalah siksaan jiwa atau rohani (psikis)
yang akan diuraikan dalam Ilmu Budaya Dasar, antara lain :
a.
Kebimbangan
Kebimbangan pasti akan
dialami ketika seseorang dihadapkan oleh dua pilihan yang penting yang ia tidak
dapat menentukan pilihan yang mana yang akan diambil.
Pada kasus banjir di Jakarta, banyak warga Jakarta mengalami
kebimbangan, apakah saat banjir datang mereka mengungsi atau tetap berada
dirumah sambil menunggu air surut, kebimbangan mereka antara lain disebabkan
kecemasan akan aman atau tidaknya harta benda mereka jika ditinggal mengungsi,
karena di Jakarta banyak orang-orang yang mengambil kesempatan dalam kesempitan
dan disatu sisi bahwa jika mereka tetap tinggal di rumah, mereka juga cemas
jika banjir melanda rumah mereka berhari-hari dan ketersedian bahan makanan
akan habis bagaimana dengan anak-anak mereka. Inilah contoh kebimbangan yang
dialami warga Jakarta dan sekitarnya pada saat banjir melanda Jakarta dan
sekitarnya pada beberapa bulan yang lalu, keadaan ini berpengaruh tidak baik
baik orang yang lemah pikirannya, karena masalah kebimbangan akan lama dialami
olehnya sehingga siksaan yang dirasakan olehnya pun menjadi berkepanjangan.
Bagi orang yang kuat berfikir ia akan cepat mengambil keputusan dengan
berdasarkan pertimbangan prioritas, prioritas pada kasus banjir di Jakarta dan
sekitarnya adalah nyawa mereka dan anak-anak mereka bukan harta benda, karena
harta benda dapat dicari / dibeli kembali tetapi nyawa mereka dan anak-anak
mereka tak dapat kembali lagi.
b.
Kesepian
Kesepian dialami seseorang
berupa rasa sepi dalam dirinya atau jiwanya, hal ini akan terus ia rasakan
walaupun ia dalam lingkungan orang ramai.[4] Ini yang perlu dianalisa pertama
kali. Perbedaan antara kesepian dengan kesendirian. Kesepian itu perasaan sepi.
Sendirian itu ketika seseorang dalam keadaan sendiri. Kesepian bisa berarti
seperti “tikus kelaparan di lumbung padi”. Banyak orang di sekitarnya tetapi
tetap merasa sepi. Sedangkan sendirian dalam keadaan sendiri, tetapi tidak
merasa sepi.
Pada kasus tsunami di Aceh
pada Tanggal 26 Desember 2004, banyak orang Aceh yang mengalami kesepian,
kesepian ini dikarenakan banyak orang-orang Aceh ditinggal mati keluarga dan
orang yang mereka sayangi, mereka merasa kesepian bahkan sampai ada yang tak
mau hidup lagi, karena mereka beranggapan hidup mereka tidak beguna lagi tanpa
orang-orang yang mereka sayangi, hari-harinya mereka merasa kesepian walaupun
ditengah orang yang ramai menghibur dirinya.
Seperti juga kebimbangan,
kesepian perlu segera diatasi agar seseorang tidak terus menerus merasakan
penderitaan batin. Solusi yang kami tawarkan adalah :
1. Berfikir positif, Yakinlah semua yang telah
menimpah manusia adalah berasal dari ketentuan Allah, ingatlah Allah SWT tidak
pernah memberikan ujian yang melebihi batas kemampuan manusia, berdoa dan
kembali lebih mendekatkan diri kepada Allah akan membuat hati (batin) tidak
kesepian, karena Allah akan selalu bersama manusia dikala senang / bahagian
maupun dikala duka / menderita.
2. Sebagai homo socius, seorang perlu kawan
untuk menghilangkan rasa kesepian, orang itu perlu cepat mencari kawan yang
dapat diajak untuk berkomunikasi yang dapat mengerti dan menghayati kesepian
yang dialami kawan lainnya.
3. Selain mencari kawan, untuk menghilangkan
rasa kesepian, seseorang juga perlu mengisi waktunya dengan suatu kesibukan,
khususnya yang bersifat fisik, sehingga rasa kesepian tidak lagi memperoleh
tempat yang menyita waktu dalam dirinya.
c.
Ketakutan
Ketakutan (fobia) adalah
kecemasan yang luar biasa, terus menerus dan tidak realistis, sebagai respon
terhadap keadaan eksternal tertentu.
Fobia adalah rasa ketakutan yang berlebihan pada sesuatu hal atau
fenomena. Fobia bisa dikatakan dapat menghambat kehidupan orang yang
mengidapnya. Bagi sebagian orang, perasaan takut seorang pengidap Fobia sulit
dimengerti. Itu sebabnya, pengidap tersebut sering dijadikan bulan bulanan oleh
teman sekitarnya. Ada perbedaan "bahasa" antara pengamat fobia dengan
seorang pengidap fobia. Pengamat fobia menggunakan bahasa logika sementara
seorang pengidap fobia biasanya menggunakan bahasa rasa. Bagi pengamat dirasa
lucu jika seseorang berbadan besar, takut dengan hewan kecil seperti kecoak
atau tikus. Sementara dibayangan mental seorang pengidap fobia subjek tersebut
menjadi benda yang sangat besar, berwarna, sangat menjijikkan ataupun
menakutkan.
Dalam keadaan normal setiap
orang memiliki kemampuan mengendalikan rasa takut. Akan tetapi bila seseorang
terpapar terus menerus dengan subjek Fobia, hal tersebut berpotensi menyebabkan
terjadinya fiksasi. Fiksasi adalah suatu keadaan dimana mental seseorang menjadi
terkunci, yang disebabkan oleh ketidak-mampuan orang yang bersangkutan dalam
mengendalikan perasaan takutnya. Penyebab lain terjadinya fiksasi dapat pula
disebabkan oleh suatu keadaan yang sangat ekstrim seperti trauma bom, terjebak
lift dan sebagainya.
Seseorang yang pertumbuhan
mentalnya mengalami fiksasi akan memiliki kesulitan emosi (mental blocks)
dikemudian harinya. Hal tersebut dikarenakan orang tersebut tidak memiliki
saluran pelepasan emosi (katarsis) yang tepat. Setiap kali orang tersebut berinteraksi
dengan sumber Fobia secara otomatis akan merasa cemas dan agar
"nyaman" maka cara yang paling mudah dan cepat adalah dengan cara
"mundur kembali"/regresi kepada keadaan fiksasi. Kecemasan yang tidak
diatasi seawal mungkin berpotensi menimbulkan akumulasi emosi negatif yang
secara terus menerus ditekan kembali ke bawah sadar (represi). Pola respon
negatif tersebut dapat berkembang terhadap subjek subjek fobia lainnya dan
intensitasnya semakin meningkat. Walaupun terlihat sepele, “pola” respon tersebut
akan dipakai terus menerus untuk merespon masalah lainnya. Itu sebabnya
seseorang penderita fobia menjadi semakin rentan dan semakin tidak produktif.
Fobia merupakan salah satu dari jenis jenis hambatan sukses lainnya.[
penyakit ketakutan (fobia)
adalah kecemasan yang luar biasa, terus menerus dan tidak realistis, sebagai
respon terhadap keadaan eksternal tertentu.
2.3 Kekalutan Mental
Bentuk gangguan dan kekacauan
fungsi mental, atau kesehatan mental yang disebabkan oleh kegagalan bereaksinya
mekanisme adaptasi dari fungsi-fungsi kejiwaan terhadap stimuli ekstern dan
ketegangan-ketegangan, sehingga muncul gangguan fungsi atau gangguan struktur
dari satu bagian, satu organ, atau sistem kejiwaan/mental. Merupakan totalitas
kesatuan ekspresi proses kejiwaan/mental yang patologis terhadap stimuli
sosial, dikombinasikan dengan faktor-faktor kausatif sekunder lainnya (patalogi
= ilmu penyakit ). Secara sederhana, kekalutan mental dapat dirumuskan
sebagai gangguan kejiwaan akiba ketidak mampuan seseorang mengatasi persoalan
hidup yang harus dijalaninya, sehingga yang bersangkuan bertingkah secara
kurang wajar.
Sebab-sebab timbulnya kekalutan mental
yaitu :
·
Kepribadian yang lemah atau kurang percaya diri sehingga menyebabkan
yang bersangkutan merasa rendah diri, ( orang-orang melankolis)
·
Terjadinya konflik sosial – budaya akibat dari adanya norma yang berbeda
antara dirinya dengan lingkungan masyarakat.
·
Pemahaman yang salah sehingga memberikan reaksi berlebihan terhadap
kehidupan sosial (overacting) dan juga sebaliknya terlalu rendah diri
(underacting). Proses – proses yang
diambil oleh sesorang dalam menghadapii
kekalutan mental, sehingga mendorongnya kearah :
·
Positif, bila trauma (luka jiwa)
yang dialami seseorang, akan disikapi
untuk mengambil hikmah dari kesulitan yang dihadapinya, setelah mencari jalan
keluar maksimal, tetapi belum mendapatkannya tetapi dikembalikan kepada sang
pencipta yaitu 4JJ1 SWT, dan bertekad untuk tidak terulang
kembali dilain waktu.
·
Negatif, bila trauma yang dialami
tidak dapat dihilangkan, sehingga yang bersangkutan mengalami frustasi, yaitu
tekanan batin akibat tidak tercapainya apa yang dicita-citakan.
Contohnya :
1.
Agresi, yaitu :
Meluapkan rasa emosi yang tidak terkendali dan cenderung melakukan
tindakan sadis yang dapat mambahayakan orang lain.
2.
Regresi, yaitu : Pola
reaksi yang primitif atau kekanak-kanakan. (menjerit, menangis dll)
3.
Proyeksi, yaitu :
Melemparkan atau memproyeksikan sikap-sikap sendiri yang negatif pada orang
lain.
4.
Indentifikasi, yaitu :
Menyamakan diri dengan sesorang yang sukses dalam imajinasi, (kecantikan,
dengan bintang film .dll)
5.
Narsisme, self love yaitu : Merasa dirinya lebih dari orang lain.
6.
Autisme yaitu : Menutup diri dari dunia luar dan tidak puas dengan
pantasinya sendiri.
2.4 Contoh-contoh
penderitaan dan penyebabnya
Berdasarkan sebab-sebab timbulnya penderitaan, maka penderitaan manusia
dapat dibagi menjadi 2 bagian sebagai berikut :
·
Nasib buruk penderitaan ini karenakan perbuatan buruk manusia yang dapat
terjadi dalam hubungan sesama manusia dan alam sekitarnya. Perbedaan nasip
buruk dan takdir adalah jika takdir di tentukan oleh tuhan sedangkan nasib
buruk penyebabnya Karena ulah manusia itu sendiri. Contohnya : penderitaan yang
timbul karena penyakit, siksaan / azab tuhan. Namun dengan kesabaran dan
tawakal dan optimise merupakan usaha manusia untuk mengatasi penderitaan
tersebut.
·
Kehilangan orang tua, setiap manusia pasti mencintai orang tuanya dan
memiliki hubungan yang erat dengan keluarganya. Penderitaan ini adalah yang
paling sering kita jumpa dan sangat sedih tentunya .tapi kesedihan Karena
penderitaan diharapkan tidak berlarut larut karena semua manusia yang hidup
pasti akan kembali kepada tuhannya.
·
Kemiskinan , banyak orang yang mederita karena kemiskinan , merasa tidak
pernah cukup dengan apa yang telah ia punya sehingga mengakibatkan seseorang
merasa menderita karena tidak bisa memiliki sesuatu yang ia inginkan. Ini di
karena kan kurangnya rasa syukur manusia atas apa yang telah di berikan oleh
tuhan.
·
Bencana, tidak ada seorang pun yang dapat menghindari bencana yang tuhan
berikan. Bencana bisa kapan saja dating dan menimpa siapa saja bahkan
seringkali mengakibatkan kehilangan anggota keluarga. Trauma batin yang diakibatkan
karena bencana juga sulit di sembuhkan.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Manusia menjalani kehidupan didunia ini
akan selalu mengalami dua hal yang selalu silih berganti antara
kebahagiaan / kesenangan dengan penderitaaan / kesusahan. Penderitaan atau
kesusahan itu merupakan ujian dari Allah SWT yang telah menciptakan manusia,
penderitaan itu dapat menimpah kepada dua aspek dari manusia yaitu aspek
jasmani dan aspek rohani, penderitaan dapat berupa siksaan yaitu kebimbangan,
kesepian dan ketakutan serta kekalutan mental yang dapat membuat manusia
menderita. Manusia akan lebih menghargai kebahagiaan kalau manusia itu pernah
merasakan penderitaan, karena ia merasakan bagaimana rasanya menderita dan
ternyata suatu penderitaan bukanlah sebuah hambatan untuk meraih
kesuksesan atau cita-cita, banyak kita temukan atau jumpai ternyata
seseorang yang menderita ternyata mempunyai semangat / kekuatan baru
dalam menjalani hidupnya (tahan banting), tergantung bagaimana seseorang
tersebut mengambil hikmah atau pelajaran dari segala bentuk penderitaan yang
dialaminya, contohnya : semula ia adalah seseorang yang hidup sangat sederhana,
yang setiap waktu biaya hidupnya hanya dari mengumpulkan barang-barang bekas,
tapi berkat keuletan dan semangatnya dalam menjalani hidup ternyata dilain
waktu hidupnya berubah, sekarang ia menjadi bos atau juragan, dan berubahlah
hidupnya sekarang, yang dahulunya penuh dengan kekurangan dan penderitaan
menjadi serba ada, dari contoh penderitaan diatas, ternyata sebuah penderitaan
itu tidak selamanya buruk, tergantung dari segi dan apa yang dapat kita ambil
dari suatu penderitaan tersebut.
3.2 Saran – saran
Penderitaan seharusnya tidak menjadi sebuah
hambatan atau bumerang dalam menjalani kehidupan, setiap langkah dalam hidup
kita akan dimintakan pertanggung jawaban oleh Allah SWT, untuk itu besar
harapan dari kami untuk bersama-sama mengintrospeksi diri serta mengambil
pelajaran dari setiap musibah dan penderitaan yang kita alami. Perlu diketahui
bahwa Allah itu memberi suatu cobaan sebatas kemampuan manusia itu sendiri. Dan
setiap cobaan, musibah dan penderitaan pasti semua ada hikmah yang dapat kita
ambil, Serta yang utama kita harus banyak-banyak bersyukur, serta melapangkan
hati untuk senantiasa ikhlas dalam menghadapi sebuah cobaan.
Penderitaan yang dialami manusia dapat diatasi
dengan cara banyak bersyukur atas nikmat dan karunia yang telah diberikan oleh
Allah kepada manusia. Dan juga bersosialisasi dan mencari kawan tempat kita
mencurahkan permasalahan dan penderitaan kita serta penderitaan juga dapat
dikurangi dengan banyak melakukan aktivitas yang dapat menyibukan diri dan
melupakan penderitaan yang tengah kita alami, sehingga rasa kesepian tidak lagi
memperoleh tempat yang menyita waktu dalam diri.
DAFTAR
PUSTAKA
No comments:
Post a Comment