Seiring dengan perkembangan jaman dan kemajuan teknologi, drone atau pesawat tanpa awak yang dulunya hanya digunakan oleh militer, sekarang ini juga banyak digunakan oleh kalangan sipil. Walaupun diadaptasi dari teknologi militer, drone yang digunakan oleh kalangan sipil berukuran lebih kecil dibandingkan dengan yang digunakan di militer, tentu saja karena fungsi/keperluannya juga berbeda.
Drone telah marak digunakan oleh kalangan sipil di Indonesia sejak beberapa tahun belakangan, baik oleh masyarakat umum, instansi swasta serta instansi pemerintah seperti BNPB, BIG, dll. Penggunaan drone dinilai lebih efektif terutama untuk pengambilan gambar/pengumpulan data di daerah yang terisolir karena hasil yang diperoleh lebih akurat dan jelas dibandingkan yang dilakukan secara manual. Drone juga cukup efektif dalam meminimalisir resiko kecelakaan kerja terutama dalam pengambilan data di medan yang cukup berbahaya bagi manusia.
Penggunaan drone juga dinilai lebih efisien karena biayanya lebih murah jika dibandingkan dengan pengambilan gambar menggunakan helikopter maupun satelit yang terkadang hasilnya kurang jelas karena tertutup awan. Disamping itu, waktu yang dibutuhkan juga relatif singkat karena data dapat diperoleh secara real time.
Di Indonesia sendiri, teknologi drone dapat digunakan di berbagai sektor seperti pemetaan garis pantai, riset/penelitian, penanggulangan bencana yang meliputi pemetaan daerah bencana, penyisiran korban, pemberian bantuan, dll, pemantauan lahan pertanian dan perkebunan, hobi fotografi, serta perencanaan kota dan pedesaan. Sehubungan dengan hal tersebut, Yayasan The Development CAFE meluncurkan program yang dinamakan Drones for Development (D4D) yang bertujuan untuk mendorong masyarakat pedesaan, pemerintah dan LSM dalam memanfaatkan teknologi drone.
Contoh penerapannya di Indonesia adalah di bidang pertanian misalnya,
Uji coba penggunaan drone ini, pertama kali dilakukan Swandiri Institute pada 16 September 2015. Lokasi yang dipilih adalah Dusun Cempaka, Desa Sungai Itik, Kecamatan Kakap, Kabupaten Kubu Raya, sebagai lumbung padi di Kalimantan Barat, setelah Kabupaten Sambas.
Drone diharapkan menjadi ‘mata’ petani. Areal persawahan yang ribuan hektar pun bisa diawasi dengan teknologi ini. Di Eropa, kata Hermawansyah, penggunaan drone membantu petani anggur mendeteksi kesehatan tanaman di kebunnya. Areal perkebunan anggur yang luas menyebabkan teknologi drone menjadi sangat praktis dan efisien. (sc https://ceknricek.com/a/drone-sebagai-alat-bantu-petani/1484)
No comments:
Post a Comment